Kamis, 27 September 2018

Kearifan Lokal Cemme Passili

KEARIFAN LOKAL
“CEMME PASSILI`”

Salah satu kearifan lokal di Daerah Kabupaten Bone tepatnya di Kecamatan Tellu Siattinge, Desa Ulo-ulo yaitu Cemme Passili`

A.     Sejarah dan Tradisi Cemme Passili`
Cemme Passili` berasal dari bahasa Bugis yang terdiri dari dua kata, yaitu Cemme dan Passili’. Cemme dalam bahasa Indonesia berarti mandi, sedangkan Passili’ berarti membersihkan diri.
Cemme Passili’ merupakan kegiatan ritual yang dilaksanakan oleh warga Ulo setiap tahun. Cemme passili’ adalah salah satu warisan budaya, tradisi ini mencerminkan semangat dan persatuan dan kesatuan dari ketiga kerjaan masa lalu yaitu kerajaan Soppeng, Wajo dn Bone. Pada suatu waktu kerajaan tersebut mengalami keguncangan dan tantangan global sehingga banyak dampak-dampak yang menurut masyarakat itu adalah efek dari kegoncangan yang dialami oleh ketiga kerajaan tersebut.
Salah satunya ialah peristiwa kekeringan yang melanda masyarakat yang berada didaerah pinggiran Watang Ulo yang menjadi kerajaan kecil diwaktu itu. Kerajaan tersebut dipimpin oleh Datu Salimang (Datu Sembong),didaerah ini dilanda kekeringan yang sangat lama dan mengakibatkan tumbuh-tumbuhan didaerah tersebut menjadi kekeringandan masyarakat menjadi lapar serta menderita beberapa penyakit aneh, kelaparan diakibatkan karena hasil pencarian mereka tidak ada yang dapat dipanen dan air bersih pun sangat sulit untuk didapatkan.
Masyarakat Desa Ulo merasakannya kurang lebih selama satu tahun lamanya dan selama rentang waktu itu sumber air dan makanan sangat  kurang sehingga mereka memakan apa yang bisa mereka makan. Setelah kurang lebih satu tahun musim kemarau melanda masyarakat di Desa Ulo maka datanglah Datu Salimang (Datu Sembong) ke sesepuh Adat yaitu orang yang dianggap paling tau dengan apa yang melanda masyarakat dan kerajaannya. Dan berceritalah sesepuh Adat itu pada Datu Salimang bahwa dia pernah bermimpi tetntang yang melanda kerajaannya, dia mengatakan bahwa dia pernah bertemu dengan orang dalam mimpinya dan memerintahkan kepada masyarakat Ulo untuk datang pada suatu mata air yng ada dikampungnya.
Setelah apa yang telah diceritakan oleh salah satu sesepuh adat yang ada di Desa Ulo maka Datu Salimang memanggil semua sesepuh adat dan masyarakat yang ada di desa Ulo untuk melakukan suatu musyawarah yang akan menentukan kehidupannya mereka nanti dan untuk menanggulangi apa yang telah terjadi pada kerajaan dan masyarakatnya belakangan ini, setelah berdialog beberapa waktu maka terjadi beberapa kesepakatan dengan sesepuh adat dan masyarakat pada waktu itu yaitu :
1)      Semua masyarakat datang kesebuah mata air yang telah dimimpikan oleh sesepuh adat untuk melakukan cemme passili’
2)      Semua warga membuat beppa pitu’e yaitu kue yang terbuat dari tepung ketang dan campuran dengan gula merah
3)      Ketiga semua masyarakat membuat ketupat yang berbentuk segitiga dan kerucut.
Itulah yang menjadi kesepakatan oleh Datu Salimang, sesepuh adat dan masyarakat pada waktu itu. Setelah bebrapa hari yaitu hari Senin semua masyarakat berkumpul di mata air yang telah ditunjukkan oleh sesepuh adat untuk melakukan Cemme Passili’, setelah semua berkumpul maka sesepuh adat melakukan sebuah ritual untuk memulai tradisi tersebut dan Datu Salimang sebagai orang yang memiliki kekuasaan pada Waktu itu maka dia yang pertama harus turun dan mandi baru diikuti oleh sesepuh adat dan masyarakat. Itulah sejarah awal tradisi Cemme Passili’ yang sampai sekarang ini masyarakat Ulo masih melaksanakannya sampai sekarang bahkan lebih meriah karena bukan saja masyarakat Ulo yang datang untuk melihat tapi banyak dari masyarakat yang datang meilhat pelaksanaan tradisi ini.
Tradisi Cemme Passili’  adalah hal wajib yang harus dilakukan setiap tahun di desanya, karena tradisi Cemme Passili ini dapat mempersatukan keluarga mereka kembali, karena masyarakat di Ulo sudah banyak keluar daerah untuk mencari penghasilan lain, karena di desa Ulo masyarakatnya hasil pencaharian mereka dari menanam jagung atau kacang-kacangan saja, dilihat dari segi daerahnya yang tinggi dan banyak babatuan ditanah-tanah mereka sehingga hanya itu yang bisa ditanami. Masyarakat yang mencoba mencari pekerjaan lain keluar daerah bahkan keluar indonesia, tapi dengan adanya tradisi cemme passili’ ini dapat mempersatukan mereka kembali kepelukan keluarganya, karena masyarakat yang rata-rata keluar daerah lebih suka pulang kampung mereka bersamaan dengan akan diadakannya Cemme Passili’.
Cemme passili’ di Desa Ulo diadakan setiap bulan November dan hari Senin, masyarakat setempat juga sering merangkaikan tradisi Cemme Passili’ ini dengan berbagai pertandingan olahraga yang tentunya dilakukan didesanya. Pertandingan tersebut seperti pertandingan sepak bola, maupun sepak takraw yang diadakan oleh pemuda-pemuda yang ada di Dusun Ulo-ulo, Desa Ulo.
Tradisi Cemme Passili’ pada masa kerajaan masih sangat kental dengan kesederhanaan karena pada masa pemritntahan Datu Salimang masyarakat pada waktu melaksanakan tradisi ini dengan biasa saja tanpa ada campur tangan dari orang luar hanya mereka sendiri yag menjalankan adat upacara tersebut terlihat juga dengan hanya kue merah(beppa pitu’e) yang menjadi syarat untuk melaksanakan tradisi itu, kue merah terbuat dari tepung beras ketang dengan dicampur gula merah kemudian dimasak.  Sebelum pelaksaan upacara cemme passili’ tokoh adat atau sanro wanua melaksanakan ritual terlebih dahulu di sungai yang akan menjadi tempat tradisi Cemme Passili’.
Menurut masyarakat disana bahwa dahulu masyarakat yang ikut upacara ini biar jatuh dari ketinggian mereka tidak luka apapun karena masyarakat yang mengikuti tradisi tersebut menganngap bahwa mereka benar-benar dibersihkan dari dosa masa lalu sehingga permintaan hujan mereka akan diterima nantinya ketika mereka turun untuk menggarat sawah mereka sehingga kelak nanti hasil panen mereka dapat melimpah ruah.
Perbedaan tradisi yang dulu dengan sekarang jelas karena dulu tradisi pada masa kerajaan atau masih dalam bentuk pemerintahan Datu Salimang, mereka hanya memulai tradisi ini dengan membawa persyratan apa yang telah disepakati dalam musyawarah seperti, beppa pitu’e, ketupat yang berbentuk segitiga kerucut sebagai syarat memulainya tradisi cemme passili.
Kalau berbicara bagaimana dengan perkembangan dan perubahan upacara tradisi cemme passili’ di masyarakat desa Ulo maka kita bisa liat bagaimana zaman ini berubah dari zaman ke zaman selanjutnya begitu pula dengan perubahan yang terjadi didalam tradisi cemme passili’ di Desa Ulo karena masyarakat disana sudah tersentuh dengan perkembangan zaman sehingga banyak yang berubah mulai dari perubahan ekonomi, politik, pendidikan dan lain-lain. Sehingga otomatis ada juga perubahan dalam pelaksanaan tradisi cemme passili’ tapi itu tak membuat tradisi ini terkikis oleh perkembangan zaman karena tradisi ini tetap dilakasanakan oleh masyarakat.
Dari segi pelaksanaan tradisi cemme passili’ ditambah dengan adanya proses pemotongan kuda yang dilakukan oleh masyarakat di desa Ulo, kuda yang dipotong bukan hanya satu tapi mencapai puluhan ekor. Masyarakat menganggap bahwa keadaaan ekonomi mereka ada perubahan dari tahun ke tahun sehingga masyarakat menjadikan pemotongan kuda ini sebagai salah satu syarat setelah kue merah yang dibikin dan dibawah ketokoh adat mereka untuk dilakukan ritual sebelum tradisi itu dilaksanakan. Kuda yang dipotong bukan hanya satu rumah yang membelinya tapi mereka berkonsi untuk membeli kuda untuk dimakan besok harinya, orang yang berkonsi biasanya satu kuda sepuluh rumah atau ada masyarakat yang menganggap ekonominya cukup membeli satu kuda. Dahulu kuda ini bukanlah syarat sah bagi pelaksanaan tradisi cemme passili’ tapi karena masyarakat menganggap bahwa ekonominya ada perubahan sehingga sebagai wujud syukur atas nikmat tuhan itu mereka memotong kuda.
Perubahan yang lainnya yaitu banyaknya masyarakat yang datang berkunjung ke Desa Ulo ketika perayaan upacara cemme passili’ , mereka ada yang datang karena ingin berkunjung ataupun mereka datang hanya sekedar ingin melihat tradisi cemee passili’. Sehingga untuk membedakan antara penonton dengan masyarakat yang datang dari luar biasanya anak muda yang ada di desa Ulo mencat rambut mereka dengan beragam warna. Masyarakat di Desa Ulo sebelum melakukan tradisi cemme passili’ mereka seringkali merangkaikan sebuah perlombaan-perlombaan untuk menambah meriahnya tradisi ini. Perlombaan tersebut dilakukan sebagai ajang sosialisasi kepada masyarakat baik yang ada di Desa Ulo itu sendiri maupun masyarakat yang dari luar.






B.     Prosesi Cemme Passili`
Prosesi pelaksanaan tradisi Cemme Passili’ sangat sederhana seperti yang pertama pembersihan sungai yang akan dijadikan tempat berlangsungnya tradisi Cemme Passili’. Biasanya pembersihan dilakukan 3 hari sebelum pelaksanaan tradisi ini, yaitu hari Jum’at, hari Jum’at dijadikan hari pembersihan karena masyarakat disana mengatakan bahwa hari Jum’at adalah hari berkumpulnya masyarakat karena banyak masyarakat yang pergi melaksanakan Sholat Jum’at sehingga tokoh masyarakat di sana tinggal mengumumkan bahwa hari ini akan dilakukan pembersihan.
Yang kedua pemotongan Kuda sebagai makanan khas di tradisi Cemme Passili’, kuda dijadikan makanan khas karena masyarakat di sana mengatakan bahwa Kuda beda dengan hewan yang lainnya dagingnya tidak ada bauh amisnya, beda dengan hewan yang lainnya yang dagingnya ada bau amisnya. Biasanya Kuda yang dipotong bukan hanya satu rumah tapi masyarakat disana saling berkumpul atau patungan dengan tetangga atau keluarganya supaya tidak membebani meraka, setelah dipotong kuda dibagi-bagikan untuk dimasak serta disuguhkan untuk tamu yang datang melihatnya atau hanya sekedar menyambung silaturahmi dengan mereka.
Yang ketiga masyarakat juga mengumpulkan beppa pitue, yaitu kue yang terbuat dari tepun ketang yang dicampur dengan gula merah, kue tersebut dikumpul di rumah sesepuh adat untuk dilakukan sebuah baca-baca supaya apa yang dilakukan besoknya menjadi sebuah berkah dan tradisi yang mereka lakukan diterima. Beppa pitu’e suatu kue yang berbentuk bulat dan berwana merah kue ini dikatakan beppa pitu’e karena pada waktu masyarakat menganggap bahwa angka tujuh adalah angka keramat sehingga kuenya dinamakan beppa pitu’e.Dan ada juga mengatakan dulu ada tujuh bersaudara dan salah satunya ada yang bersifat laki-laki dan bersifat juga seperti perempuan, sehingga masyarakat menganggap bahwa itu adalah eseorang yang dicari untuk menghindarkan mereka dari bencana tersebut. Ritual Cemme Passili’ dimulai dengan memanjatkan doa yang dilakukan tokoh masyarakat bernama Mappe (Sesepuh adat). Setelah itu dilanjutkan dengan menceburkan para tokoh adat dan kepala desa ke dalam sungai. Kemudian berlanjut oleh seluruh warga yang saling menceburkan diri, baik laki-laki maupun perempuan serta dari berbagai usia.
 Bahkan dalam prosesi ini, tak jarang warga desa terlibat aksi kejar-kejaran untuk berusaha saling menceburkan ke sungai. Pemandangan inilah yang justru menambah kemeriahan tradisi warga Ulo.  Cemme Passili’ wajib dilaksanakan hari Senin karena peristiwa tersebut bertepatan hari Senin. Dan dilaksanakan usai masa panen, sebagai tanda syukur masyarakat atas hasil bumi yang melimpah.





Makalah perkembangan sosiologi diindonesia dan didunia

MAKALAH SOSIOLOGI KOMUNIKASI

(SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DIINDONESIA DAN DIDUNIA)
Description: D:\logo-baru-uin-alauddin_20151111_155034.jpg
 










OLEH :

 NAMA      : A.IQRIANI
                                       NIM            : 50700117114                       
KELAS       : IKOM C

          JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
  2018

DAFTAR ISI

Sampul                                                                                                                                                 i
Kata Pengantar                                                                                                                                            iii
BAB 1 PENDAHULUAN                                                                                                                     1
     C.     Tujuan Penulisan                                                                                                                          2









KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah “SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI DI INDONESIA DAN DIDUNIA”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi. Sehubungan dengan tersusunnya makalah ini saya menyampaikan terimakasih kepada selaku dosen pembimbing mata kuliah Sosiologi Komunikasi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya dan pembaca. Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Namun saya sebagai penyusun tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif sehingga bisa menjadi acuan dalam penyusunan makalah selanjutnya.




Gowa,17 September  2018


                                                                                    Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
            Sosiologi adalah landasan ilmu terhadap komunikasi karena sosiologi terfokus kepada kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan masyarakat terjadilah interaksi sosial terhadap individu dengan kelompok sehingga mampu menjalin komunikasi antar sesama yang dapat melahirkan kontak sosial baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Membahas mengenai komunikasi berkaitan dengan proses sosial,yaitu kegiatan pertukaran pikiran dan modifikasi sistem nilai. Dapat dikatakan bahwa komunikasi sosial dalam sebuah masyarakat merupakan proses yang tidak bisa terlepas dari sistem nilai masyarakat itu sendiri, terbukti bahwa komunikasi akan selalu terikat dengan sosiologi.
            Sosiologi menjadi hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Karena adanya komunikasi maka terjalinlah kontak sosial yang dapat menumbuhkan proses dimana masyarakat dapat menjalin komunikasi dengan efisien dan efektif.
            Sosiologi dan komunikasi ialah dua hal yang sangat berkaitan. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang sejak lama telah berkembang sedangkan komunikasi ialah proses interaksi yang berada dalam kajian sosiologi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sosiologi menjadi landasan kelahiran dan perkembangan ilmu komunikasi untuk mengkaji kualitas interaksi sosial masyarakat. Pengaruh sosiologi terhadap komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat menghasilkan sub ilmu kajian yang dinamakan sebagai sosiologi komunikasi.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud Sosiologi dan Komunikasi ?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan sosiologi didunia dan diIndonesia ?
3.      Bagaimana sejarah lahirnya sosiologi komunikasi ?
C. Tujuan penulisan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud sosiologi dan komunikasi.
2.      Untuk mengetahui sejarah perkembanggan sosiologi komunikasi didunia dan di Indonesia
3.      Untuk mengetahui sejarah lahirnya sosiologi komunikasi.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sosiologi dan Komunikasi

1.      Sosiologi
Sosiologi berasal dari kata sofie,yaitu bercocok tanam atau bertaman,kemudian berkembang menjadi socius,dalam bahasa latin yang berarti teman,kawan. Berkembang lagi menjadi kata sosial,artinya berteman,bersama,berserikat.
Secara khusus kata sosial maksudnya dalah hal-hal mengenai berbagai kejadian dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia,dan selanjutnya dengan pengertian itu untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama. (Shadily,1993:1-2).[1]

2.      Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris  communication. Diantara arti komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang,tanda-tanda,atau tingkah laku. Komunikasi juga diartikan sebagai cara untuk mengomunikasikan ide dengan pihak lain,baik dengan berbincang-bincang,berpidato,menulis maupun melakukan korespondensi.[2]







B.     Sejarah perkembangan sosiologi

1.      Sejarah perkembangan sosiologi di dunia
Tidak ada yang dapat membantah jika disebutkan bahwa Comte adalah yang memperkenalkan sosiologi sebagai ilmu di Perancis dan yang pertama di muka bumi. Namun sebelum itu banyak gejala, atau meminjam istilah yang digunakan John Lewis Gillin pada awal abad ke 20, ia menyebut sebagai adanya sociological attitude yakni 'sikap sosiologis' yang ditunjukkan oleh para tokoh atau ilmuwan yang sedang menerangkan persoalan masyarakat atau kemanusiaan. Jadi, maksudnya, ada tanda di mana orang mengemukakan analisisnya yang menunjukkan ciri-ciri sosiologis. Pemecahan masalah sosial juga menunjukkan ciri-ciri yang sama dengan pendekatan yang bertipologi sama. Oleh sebab itu, Gillin menyebutkan pendekatan demikian itu sebagai presociological approach to sociology. [3]
Menyatakan bahwa terminologi sosiologi belum ada, sebelum kemudian Comte mengemukakannya secara eksplisit. Metodologi selalu lahir kemudian, ia merupakan barang baru yang modern dan bergengsi. Pada masa awal, yang penting adalah 'analisis menerangkan’ (explanating analysis) dengan mengutamakan berpikir dan berpikir, merenungkan dan merenungkan. Oleh sebab itu ilmu pengetahuan modern yang kemudian bermetode modern itu semuanya bermula dari pemikiran filsafat.
Sosiologi sendiri bermula dari 'sikap berpikir sosiologis' yang mulai populer akibat adanya revolusi politik di Perancis (1792-1802) dan revolusi industri di Inggris (berawal di pertengahan abad 19). Jika di Perancis muncul tokoh Auguste Comte dan Emile Durkheim, di Inggris muncul lebih kemudian adalah Herbert Spencer dan Radcliffe-Brown, dan pada awal abad ke 19 juga telah muncul Max Weber di Jerman. Mengapa kedua revolusi itu, terutama revolusi Perancis mampu menggerakkan orang untuk berpikir sosiologis? Karena revolusi Perancis telah mengakibatkan kerusakan pada struktur sosial yang luar biasa pada masyarakat Perancis dan dampaknya yang meluas ke seluruh daratan Eropa. Ekonomi sulit bangkit kembali dan tidak ada satupun para pemikir ekonomi yang mampu memberi jalan agar ekonomi bisa bangkit, semua orang mengalami jalan buntu. Berkah dari pemikiran sosiologi yang spektakuler adalah lahirnya demokrasi di Perancis dan kemudian menjalar di Eropa, dan kemudian di Amerika menemui lahan suburnya. Sejarah ini mengajarkan kita satu hal penting bahwa sosiologi lahir di Eropa ketika masyarakatnya bereaksi terhadap suatu fenomena sosial yang luar biasa. Peristiwa ini akan menjadi perbandingan kita di kala meninjau kelahiran sosiologi di Indonesia nantinya. Sebelumnya diamati dulu sekilas bagaimana perkembangan awal sosiologi di Amerika. Sebagaimana di Perancis dan daratan Eropa lainnya, di Amerika, sosiologi juga ternyata muncul ke permukaan didahului oleh Civil War (1861-1865). Apalagi pengaruh pemikir Jerman, Inggris dan Perancis sangat kuat terhadap para pemikir muda Amerika saat itu. Di antara yang paling berpengaruh adalah tulisan Comte mengenai Course of Positive Philosophy dan System of Positive Polity. Sementara dua tulisan Spencer sangat berpengaruh di Amerika pada masa awal adalah Study of Sociology dan Principles of Sociology. Kemajuan sosiologi di Amerika demikian pesatnya karena setelah itu tokoh-tokoh besar yang lebih modern lahir dan besar di Amerika. Mereka antara lain, Talcott Parsons, Robert K. Merton, Lewis A. Coser, dan bahkan Bronislaw Malinowski yang berdarah Rusia. Sebelum itu adalah pionir awal seperti, Charles Horton Cooley, Albion Small, William Graham Sumner, Edward A. Ross, Lester F. Ward, Franklin Henry Giddings dan lain-lain nama yang mungkin agak kurang akrab di telinga mahasiswa Indonesia. Tentu saja perlu disinggung bahwa di Jerman ada Ralph Dahrendorf dan di Perancis bercokol Claude Levi-Strauss yang juga sangat dikenal di daratan Amerika. Banyak sekali tokoh dan pemikir sosiologi yang berpengaruh sejak abad ke-19 sampai awal abad 21 ini yang tak mungkin dan juga tak perlu disebutkan satu persatu dalam tulisan ini. [4]
Latar belakang ini membentuk karakter yang unik bagi masing-masing sosiolog itu dan keunikan itu menjadi ciri khas dan kekuatan masing-masing tokohnya. Latar belakang yang berbagai-bagai itu menunjukkan bahwa sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang masih muda dibandingkan dengan yang lain. Mereka itulah kemudian membuka kelas pertama dan membuat pembelajaran yang lebih bersistem tentang sosiologi di kampus-kampus Amerika. Perkembangan sosiologi yang pesat itu selain ditopang oleh situasi kontemporer, juga karena mentalitas profesional berkarya dalam ilmu demikian seriusnya. Bayangkan saja, sebagai contoh dua buah jurnal sosiologi yang sangat terkenal: American Sociological Society dan American Journal of Sociology yang lahir pada akhir abad 19 dan awal abad 20 masih eksis sampai hari ini. [5]

2.      Sejarah perkembangan sosiologi di Indonesia
Pada mulanya,belum pernah dipelajari teori-teori formal mengenai sosiologi sebagai ilmu pengetahuan namun,banyak yang telah memasukkan unsur-unsur sosiologi kedalam ajaran-ajarannya. Akan tetapi secara tidak langsung dituangkan dalam berbagai ajaran dan karya pujangga Nusantara. Misalnya,ajaran “Wulan Reh” yang ditulis oleh Sri Paduka Mangkunegoro IV dari Keraton Surakarta. Didalamnya diajarkan tentang pola-pola hubungan antara anggota-anggota masyarakat Jawa dari kalangan yang berbeda. Hal yang sama juga terjadi pada Ki Hajar Dewantoro,seagai peletak dasar –dasarpendidikan nasional di Indonesia yang secara tidak langsung sebagai peletak dasar konsep sosiologi. [6]
Unsur-unsur sosiologi tidak digunakan hanya dalam suatu ajaran atau teori yang murni sosiologis akan tetapi,sebagai landasan untuk tujuan lain yaitu ajaran tata hubungan antar manusia dan pendidikan. Sebelum perang dunia kedua yang menjadi pusat perhatian misalnya tulisan Snouck Hurgronje dan lainnya. Maka didalamnya terdapat unsur-unsur sosiologis yang dipergunakan untuk mengupas secara ilmiah dan tidak sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri.  Bahwa,sosiologi dianggap sebagai ilmu pembantu bagi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya. Dengan kata lain,sosiologi pada saat itu belu dianggap cukup dewasa untuk dipelajari dan dipergunakan sebagai ilmu pengetahuan,terlepas dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.[7]
Pada tahun 1934/1935 Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta merupakan satu-satunya lemabga perguruan tinggi yang sebelum perag dunia kedua memberikan mata kuliah sosiologi. Dan hanya sebagai pelengkap bagi pelajaran ilmu hukum. Namun,beberapa waktu mata kulia sosiologi itu ditiadakan mereka berpandangan bahwa yang dibutuhkan itu ialah hukum positif yaitu peraturan-peraturan yang berlaku dengan sah pada suatu waktu dan pada tempat tertentu. Di tingkat perkembangan sosiologi dimana teori yang diutamakan sedangkan ilmunya belum dianggap penting untuk dipelajari sendiri,maka tidak dapat diharapkan bahwa berkembangnya penelitian sosiologis yang mencoba menemukan kenyataan-kenyataan sosiologi dalam masyarakat Indonesia. (buku kusut)
Setelah perang dunia kedua tepatnya setelah proklamasi kemerdekaan diproklamirkan untuk pertama kalinya Prof.Mr. Soenario Kolopaking memberikan kuliah sosiologi pada tahun 1948 di Akademi ilmu Poliitik di Yogyakarta yang kemudian dilebur menjadi Universitas Negeri Gajah Mada Yogyakarta. Sosiologi diajarkan sebagai ilmu pengetahuan dalam jurusan ilmu pemerintahan dalam negeri,hubungan luar negeri,dan publistik. Pada tahun 1950 ada beberapa orang yang memperdalam ilmu sosiologi sehingga menjadi cikal bankal tumbuhnya sosiologi di Indonesia. Beberapa ilmuwan sosial menerbitkan sebuah buku Sosiologi Indonesia  yang ditullis oleh Mr. DJody Gondokusumo yang memuat pengertian dasar sosiologi secara teoritis dan bersifat filsafat. Bukan hanya itu,setelah revolusi fisik,sekitar tahun 1950 terbit untuk kedua kalinya nuku sosiologi karya Barsono. Selanjutnya Hasan Shadily menulis sebuah buku yang berjudul “Sosiologi untuk Masyarakat Indonesia” yang memuat kajian sosiologi modern.
Telah jelas bahwa perkembangan sosiologi di Indonesia pada mulanya hanya dianggap sebagai ilmu pelengkap saja. Akan tetapi dengan berdirinya perguruan tinggi di negeri ini,sosiologi memegang peranan yang sangat penting dalam menelaah masyarakat Indonesia yang sedang berkembang.[8]
4.      Sejarah Lahirnya sosiologi komunikasi
Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx,dimana Marx sendiri adalah masuk sebagai pendiri sosiologi yang beraliran Jerman,sementara Claude Henri Sains-Simon,August Comte,Emile Durkheim merupakan nama-nama para ahli sosiologi yang beralira perancis.[9]
      Sementara itu gagasan awal tentang Marx tidak terlepas dai pemikian-pemikiran Hegel. Hegel memiliki pengaruh yang kuat terhadap Marx,bahkan Karl Marx muda menjadi seorang idealism(bukan materialisme). Justru dari pemikiran-pemikiran radikal Hegel tentang idealisme adapun kemudian Marx tua menjadi seorang materealisme,hal itu adalah sebuah pengalaman pribadi manusia dalam prosesnya dengan konteks sosial yan dialami oleh Marx sendiri.
Menurut Ritzer (2004: 26),pemikiran Hegel yang paling utama dalam melahirkan pemikkiran-pemikiran tradisional konflik dan kritis adalah ajarannya tentang dialektika dan idealisme. Dialektika adalah cara berpikir dan citra tentang dunia. Sebagai cara berpikir, dialektika menekankan arti penting dari proses,hubungan dinamika,konflik dan kontradiksi,yaitu cara-cara berpikir yang lebih dinamis. Disisi lain,dialektika adalah pandangan tentang dunia bukan terususun dari struktur yang statis ,tetap berdiri dari proses,hubungan,dinamika konflik,dan kontradiksi. Pemahaman dialektika tentang dunia semacam inilah (terutama melihat dunia sebagai bagian yang berhubungan satu sama lainnya) dikemudian hari melahirkan gagasan-gagasan tentang komunikasi seperti apa yang dikemukakan oleh Jurgen Habermas dengan tindakan komunikatif (interaksi).
      Hegel juga dikaitkan dengan filsafat idealisme yang lebih mementingkan pikiran dan produk mental daripada kehidupan mental.  Dalam bentuknya yang ekstrem idealisme menegaskan bahwa hanya konstruksi pikiran dan psikologis –lah yang ada,idealisme adalah sebuah proses yang kekal dalam kehidupan manusia,bahkan ada yang berkeyakinan bahwa proses mental tetap ada walaupun kehidupan sosial dan fisik sudah tidak ada lagi. Idealisme merupakan produk berpikir yang menekankan tidak saja pada proses mental namun juga gagasan-gagasan yang dihasilakn dari proses mental itu (Ritzer: 2004).[10]
Pemikiran-pemikiran Habermas sendiri termasuk dalam kelompok kritis. Habermas sendiri menamakan gagasan-gagasan sebagai rekonstruksi materealism historis. Habermas bertolak dari pemikiran Marx,seperti potensi manusia,spesies makhluk,aktivitas yang berperrasaan. Ia mengatakan bahwa, Marx telah gagal membedakan antara dua komponen analitik yang berbeda ,yaitunkerja (atau tenaga kerja,tindakan rasional-purposif) dan interaksi sosial. Jadi,kata Habermas , “ ia hanya mengambil perbedaan antara kerja dan interaksi sosial sebagai titik awalnya”. Disepanjang tulisannya, Habermas menjelaskan perbedaan ini,meski ia cenderung menggunakan istilah tindakan (kerja)  rasional-purposif dan tindakan komunikatif (interaksi) (Ritzer,2004 : 187). Dalam The Theory Of Communication Action pun ia menyebutkan tindakan komunikatif ini sebagai bagian dari dasar-dasar ilmu sosial dan teori komunikasi (Habermas,1996).
      Selama tahun 1970-an Habermas memperbnayak studi-studinya mengenai imu-ilmu sosial dan mulai menata ulang teori kritik sebagai teori komunikasi. Tahap kunci dari perkembangan ini memuat kumpulan studi yang ditulis bersama Niklas Luhmann,yakni  Theori der Gesellschaft der Soszialtechnologie (1971): legitimations problem des historischen materealismus (1976) : dan kumpulan esai dalam sekian buku lagi. Habermas sendiri saat ini menjadi guru besar dan filsafat yang hidup di Frankfurt (Kuper and kuper,2000: 424).
Sumbangan pemikiran juga diberikan oleh John Dewey,yang sering diebut sebagai the first philosopher of communication (Riger,1986) itu dikenal hingga kini dengan filsafat pragmatic-nya,suattu keyakinan bahwa sebuah ide itu benar jika ia berfungsi dalam praktik. Pragmatisme menolak dualisme pikiran dan materil,subjek dan objek ( Ibrahim,2005; xiii). Jadi,gagasan-gagasan seharusnya bermanfaat bagi masyarakat,pesan-pesan ide harus tersampaikan dan memberi kontribusi pada tingkat perilaku orang. Pesan ide membentuk tindakan dan perilaku dilapangan.[11]
Dengan demikian,sejarah sosiologi komunikasi menempuh dua jalur. Bahwa kajian dan sumbangan pemikiran Augoste Comte,Durkheim,Talcott Parsons dan Robert K. Merton merupakan sumabangan paradigma fungsional bagi lahirnya teori-teori komunikasi yang beraliran struktural –fungsional. Sedangkan sumbangan-sumbangan pemikiran Karl marx dan Habermas menyumbangkan paradigma konflik bagi lahirya teori-teori kritis dalam kajian komunikasi.
Sosiologi sejak semula telah menaruh perhatian pada masalah-masalah yang ada hubungan dengan interaksi sosial antara seseorang dan orang lain. Apa yang disebutkan oleh  Comte dengan “social dynamic” , “kesadaran kolektif” oleh Durkheim , dan “interaksi sosial” oleh Marx serta “tindakan komunikatif” dan “teori komunikasi” oleh Habermas adalah awal mula lahirnya perspektif sosiologi komunikasi. Bahkan melihat kenyataan semacam itu,maka sebenarnya gagasan-gagasan perspektif sosiologi komunikasi telah ada bersama dengan lahirnya sosiologi itu sendiri baik dalam perspektif struktural-fungsional maupun dalam perspektif konflik.







SKEMA 1
ALIRAN PEMIKIRAN DALAM RANGKA PARADIGMA
SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Aliran pemikiran yang Melahirkan Paradigma dalam Sosiologi Komunikasi
 



Stuktural –Fungsional                                                          Konflik-Kritis
Aguste Comte                                                                         Karl Marx
Emile Durkheim                                                                      Jurgen Habermas
Talcott Parson                                                                         John dewey
Rabert K. Marson

       Selain apa yang disumbangkan Karl Marx dan habermas mengenai teori kritis dalam komunikasi,sumbangan dan perpektif struktural-fungsional dalam sosiologi yang diajarkan oleh Talcott Parsons dengan sistem tindakan maupun dengan skema AGIL (Ritzer.2004 : 121),serta kajia Robert K. Merton tentang sttrukur – fungsional,struktur sosial dan anomie (Sztompka,2004 : 18),merupakan sumabngan –sumbangan yang amat penting terhadap lahirnya teori-teori komunikasi diwaktu-waktu berikutnya.[12]
       Saat ini perspektif teoretis mengenai sosiologi komunikasi bertumpu pada fokus kajian sosiologi mengenai interaksi sosial dan semua aspek yangbersentuhan dengan fokus kajian tersebut. Narwoko dan Suyanto (2004:16) mengataka bahwa kajian tentang interaksi sosial diisyarakatkan adanya fungsi-fungsi komunkasi yang lebih dalam,seperti adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial terjadi tidaklah semata-mata tergantung tindakan tetapi juga tergantung pada adanya tanggapan terhadap tindakan tersebut,sedangkan aspek penting dari komunikasi adalah bila seseorang memberikan tafsiran pada sesuatu atau pada perlakuan orang lain. Dalam komunikasi juga persoalan makna menjadi sangat penting ditafsirkan oleh seseorang yang mendapat informasi (pemberitaan) karena makna yang dikirim oleh komunikator dan penerima informasi menjadi sangat subjektif dan ditentukan oleh konteks sosial ketika informasi itu disebar dan diterima.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas,dapat disimpulkan bahwa
       Sosiologi dan komunikasi ialah dua hal yang sangat berkaitan. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang sejak lama telah berkembang sedangkan komunikasi ialah proses interaksi yang berada dalam kajian sosiologi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sosiologi menjadi landasan kelahiran dan perkembangan ilmu komunikasi untuk mengkaji kualitas interaksi sosial masyarakat.
       Aguste Comte ialah yang memperkenalkan sosiologi didunia. Sehingga hanya dianggap sebagai ilmu pelengkap saja. Namun, dengan berdirinya univeristas di Indonesia menjadikan sosiologi menjadi mata kuliah yang memegang peranan yang sangat penting untuk masyarakat Indonesia yang berkembang.
Asal mula kajian komunikasi dalam sosiologi bermula dari akar tradisi pemikiran Karl Marx,dimana Marx sendiri adalah masuk sebagai pendiri sosiologi yang beraliran Jerman,sementara Claude Henri Sains-Simon,August Comte,Emile Durkheim merupakan nama-nama para ahli sosiologi yang beralira perancis. Sebenarnya gagasan-gagasan perspektif sosiologi komunikasi telah ada bersama dengan lahirnya sosiologi itu sendiri baik dalam perspektif struktural-fungsional maupun dalam perspektif konflik.

B.     Saran
       Materi dalam makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Dalam penulisan makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan didalamnya baik dalam hal sistematika penulisan maupun isi. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.



DAFTAR PUSTAKA

Bungin,Burhan.,2006. Sosiologi Komunikasi,Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Hefni,Harjani.,2015. Komunikasi Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Rahman,Bustani. (2012). Perkembangan sosiologi diindonesia dan didunia. Jurnal Sosiologi.,1-2
Soekanto,Soerjono.,1990. Sosiologi Suatu Penganta, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Setiadi Elly M,Usman Kolip.,2011. Pengantar Sosiologi, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
AP,Radiah.,2012.  Sosiologi Komunikasi, Makassar: Alauddin University Press






[1]Lihat Burhan Bungin,Sosiologi komunikasi,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2006,hlm.27.

[2] Lihat Harjani Hefni,Komunikasi Islam, Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2015,hlm.2.
[3] Lihat 1Rahman Bustani, Perkembangan sosiologi diindonesia dan didunia,Anzdoc,2012,hlm.1
[4] Lihat 1Rahman Bustani, Perkembangan sosiologi diindonesia dan didunia,Anzdoc,2012.hlm.2.
[5] Lihat 1Rahman Bustani, Perkembangan sosiologi diindonesia dan didunia,,Anzdoc,2012,hlm.3
[6] Lihat Elly M. Setiadi dan Usman Kolip,Pengantar Sosiologi,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2011,hlm.15
[7] Lihat Elly M. Setiadi dan Usman Kolip,Pengantar Sosiologi,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2011,hlm.16

[8] Lihat Elly M. Setiadi dan Usman Kolip,Pengantar Sosiologi,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2011,hlm.17

[9]Lihat Radiah AP. Sosiologi Komunikasi,Alauddin University Press,Makassar,2012,hlm.31,32.
[10] Lihat Radiah AP. Sosiologi Komunikasi,Alauddin University Press,Makassar,2012,hlm.32,33.
[11] Lihat Radiah AP. Sosiologi Komunikasi,Alauddin University Press,Makassar,2012,hlm.34.
[12] Lihat Radiah AP. Sosiologi Komunikasi,Alauddin University Press,Makassar,2012,hlm.35

CITRA KEKERASAN PEREMPUAN

CITRA KEKERASAN PEREMPUAN Pencitraan merupakan kumpulan citra ( the collection of images ) yang dipergunakan untuk melukiskan objek dalam...