Selasa, 27 November 2018

MISTISME DAN TAHAYUL

MISTISME DAN TAHAYUL
Akhir-akhir ini tayangan mistik di media massa,khusunya televisi menjadi salah satu minndstream diantara berbagaii mindstream   lain yang ada di media massa. Pada mulanya tayangan mistisme dan tahayul lebih banyak berupa pemberitaan,kemudian menjadi tayangan sinetron yang berbasis tradisi masyarakat,namun akhir-akhir ini tayangan-tayangan mistisme itu lebih banyak dikemas dengan tayangan-tayangan keagamaan,terutama  islam. Lepas dari kontroversi dimasyarakat mengenai hal tayangan ini,namun tayangan mistisme dan tahayul itu menyedot banyak perhatian,karena pada dasarnya masyarakat konsumen media di Indonesia yang berbasis tradisonal lebih menyukai informasi-informasi tahayul dan mistisme sebagai bagian dari konstruksi besar pengetahuan mereka teentang hidup dan kehidupannya  yang diperoleh dari berbagai sumber pengetahuan selama ia hidup.
Karena itu,mistik dann tahayul seperti yang  disajikann dimedia massa dipahami oleh masyarakat  sebagai mistik dan tahayul dalam konsep masyarakat,yaituu sarat dengan suasana misteri,kengerian,mencekam,horor dan sebagainya. Ketidakmampuan masyarakat menjawab konsep mistik selama ini dalam hidup hanyalaah sehingga rasa  ingin tahu masyarakat terhadap fenomena mistik  dan tahayul menjadi sangat besar,dan hal itu semakin menarik apabila menjadi tayangan dalam konteks hiburan masyarakat termasuk pula ditelevisi.[1]
Mistisisme adalah kepercayaan bahwa kebenaran tertinggi tentang realitas hanya dapat diperoleh melalui pengalaman intuitif suprarasional, bahkan spiritual, dan bukan melalui akal (rasio atau reason) logis belaka. Mistik atau mistisisme merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali penganutnya (Gabiz, 2013:2).[2]
            Kebutuhan masyarakat terhadap hiburan macam ini adalah sebuah petualangan batin masyarakat untuk menjawab rasa ingin tahu mereka terhadap misteri fiisika (mistik) atau rasa ingin tahu terhadap dunia lain,dunia mistik yang tak terjawab itu. Dengan kata lain keinginan menngetahui dunia lain sebagai sifat petualangan manusia,atau sebuah tantangan lain,menjadi pendorong uttama masyarakat menyukai tayangan-tayangan msitik.
Jadi,kebiasaan masyarakat menonton tayangan mistik merupakan cara lain yang  dilakukan oleh masyarakat selama ini,meneruskan kebiasaan menelusuri dunia mistik yang dilakukan dengan cara-cara laiinn untuk menjelajahi dunia ini seperti pergi ke dukun,mendengar tuturaan-tuturan cerita mistik dari seseorang,membacaa buku cerita-cerita  horor,dan sebagainya.
Jadi, sebenarnya monoton tayangan mistik ini selain merupakan sebuah petualangan batin seseorang,juga sebuah budaya masyarakat yang dilkaukan di hampir semua masyarakat. Khusunya masyarakat Indonesia,(bisa jadi) kebiasaan menjalajahi dunia mistik dilakukann bukan sebagai salah satu hiburan seamata namun,juga sebuah pembeenaran budaya,kepercayaan,bahkan cara bersikap dan berprilaku. Karena itu,tayangan-tayangan mistik begitu berkesan,menarik bahkan menjadi sumber inspirasi seseorang dalam hubungannya dengan orang lain dan sebagainya.
Bahwa sebenarnya apa yang ditayangkan oleh televisi dengan menayangkan film-film mistik,horor,dan sebagainya itu adalah sebuah refleksi sosiologis yang digambarkan sebagaimana fenomena itu hidup dalam alam kognitif diberbagai masyarakat. Artinya,tayangan-tayangan mistik itu adalah sesuatu yang dibutuhkan masyarakat,sesuatu budaya,tradisi yang juga dialami masyarakat sebagai bentuk petualangan untuk menjawab misteri yang selama ini menjadi problem batiniah masyarakat dan sekarang media televisi dapat menyuguhkannya.
Secara lebih spesifik (sebagaimana tayangan media televisi lain-nya) tayangan-tayangan mistik adalah sebuah konstruksi sosial sutradara-sutradara film mistik terhadap bentuk-bentuk “ kengerian” pada objek-objek cerita yang penuh dengan upya konstruksi. Konstruuksi sosial ini oada yyangg bersifat ilmiah ataupun yaang benar-benar rekayasa konstruksi sang sutradara yang dibangun berdasarkan imajinya terhadap objek mistik tertentu.[3]



A.     Macam-macam Tayangan Mistik dan Tahayul
Sehubungan dengan penjelasan diatas,konsep tayangan-tayangan (film) mistik itu terutama ditelevisi,dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk :
1.      Mistik-semi sains, yaituu film-film mistik yang berhubungan dengan fiksi ilmiah. Tayangan ini bertutur tentang berbagai macam bentuk misteri yang ada hubungan dengan ilmiah,walaupun sebenarrnya kadang tidak rasional namun secara ilmiah mengandung kemungkinan kebenaran. Contoh tayangan-tayangan macam ini adalah beberapa film discovery  yang ditayangkan berulang-ulang distasiun TV,manusia harimau, tayangan pertunjukkanDeddy Corbuzier,pertunjukan David Copperfield.
2.      Mistik-fiksi, yaitu film mistik hiburan yang tidak masuk akal bersifat fiksi,atau hanya sebuah fiksi yang difilmkan untuk menciptakan dan mennyajikan misteri,suasana mencekam,kengerian kepada pemirsa. Contohnya adalah beberapa film kartun (seemacam Scooby doo, Popeye,dan sebagainya ), Batman,Alien, Robocop,Harry Potter, Misteri Gunung Merapi, Anglingdharrma, Nini Pelet, Saras, Srikandi dan sebagainya.
3.      Mistik-horor, yaitu film kmistik yang  lebih banyak mengeksploitasi dunia lain,seperti hubungannya dengan jin,setan,santet,kekuatan-kekuatan supranatural seseorang,kematian tidak wajar,balas dendam,penyiksaan,dan sebagainya.[4]
Tujuan dari tayangan-tayangan film ini untuk menciptakan suasana yang mencekam dan horor bagi pemirsa film televisi. Seperti, Kismis,Misteri Kisah Nyata,Jadi pocong,Saksi Misteri,Dunia lain, dan lainnya. Lebih jauhh, bahwa tayangan mistik dan tahayul apapun yang  disiarkan dimedia massa,semua adalah konstruksi  sosial media massa yang tujuannya adalah untuk menciptakan keseraman dan kengerian massa.
     Dengan teknologi informasi yang sudah sangat canggih seperti sekarang ini,media massa,khususnya  televisi mamp  menciptakan rekayasa grafis yang sangat spektakuler,maka media  televisi dapat membangun konstruksi  horor apa saja yang dapat disiarkan ditelevisi. Konstruksi sosial media televisi ini mampu membangun theater of the mind  pemirsanya  tentang ketakutan,horor,dan kengerian yang paling mencekam sekalipun. Padahal ceerita dalam film mistik itu adalah konstruksi media yang direkayasa melalui kecanggihan teknologi media yang oleh copywrite,art directoratau pekerja seniman grafis digambarkan sebagai sebuah kenyataan seakan-akan mereka mengalami sendiri atau mengajak orang  lain menngalami pengalaman yang menyeramkan itu.
Tidak ada alasanyang rasional mengatakan siaran macam ini bermanfaat bagi masyarakat,apalagi belum ada satupun penelitian yang membenarkan siaran macam ini bermanfaat bagi pemirsanya,namun seperti yang dijelaskn diatas,kenyaatannya,pemirsa acara mistisme dan tahayul semakin banyak. Sehingga alaasan satu-satunya tayangan seperti itu adalah untuk meraih sebanyak-banyak iklan, Telenovela, fim India, musik Dandut,Berita kriminal, Pertandingan Tinju,Berita gosip, Tayangan mistik. Jadi,apabila salah satu televisi sukses menayangkan Telenovela,maka semua stasiun televisi menayangkan Telenovela, ketika TPI sukses dengan tayangan dandut maka rame-rame stasiun televissi menayangkan dandut. Juga ketika tayangan gosip Cek &Ricek dan Kabar-Kabari berhasil di RCTI,televisi lainnya juga ikut-ikut menayangkan accara gosip. Ketika JTV Surabaya sukses menayangkan Inul,stasiun lain menayangkan Inul Ngebor. Begitu  pula dengan film india,pertandingan tinju, berita kriminal, dan terakhir  adalh film-film mistik. Ketika RCTI sukses dengan kismis,semua stasiun bergantian menayangkan acara—acara film maccam ini.
Latah semacam ini menunjukkan kinerja stasiun televisi hanya untuk menjual siaran muurahan dan hanya menangkap selera rendah pemirsanya. Disisi lain televisi kehilangann agenda setting  yang paling penting, yaitu televisi sebagai media trransformasi dan budaya yang sangat strategiis dalam mencerdaskan masyarakat.
Apabila diatas telahh dijelaskan bahwa dimasyaraakat secara sosiologis berkembang dua sifat perilaku. Pertama, adalah perilaku masyarakat untuk mengangkat  derajat dan harkaat masyarakat sebagai manusia penguasa bumi.  Perilaaku  inni dikenl dengan nama aktivitas budaya,namun disisi lain ada pula perilaku masyarakat yang justru konttra budaya, seperti kekejaman, penyiksaan, perampokan, penipuan, pembunuhan, dan semacamnya. Perilaku kontra budaya ini adalah dominan dimilki oleh makhluk hewan,sedangkan perilaku manusia didominasi dengan aktivitas budaya.  Jadi perbedaan antara manusia dan hewan adalah karena manusia memilki duua sifat perilaku itu ( budaya dan kontra budaya) sedangkan hewan secara alamiah hanya memilikii sifat kontra budaya yang disebut pula dengan sifat-sifat kehewanan.
Dengan demikian, apabila televisi cenderung menayangkan acara-acara kekerasan,horor, mistik dan semacam itu. Maka sesungguhnya televisi menjadi media pemberitaan kontra budaya yyang memilki makna kehewanan. Acara- acara semacam ini tentunya tidak pantas dipertahankan menjadi yang  paling dominan dalam tayangan televisi, namun seperti yang  telah disebutkann diatas, bahwa kekaguman dan selerah pemirsalah yang menjadi pertimbangan tayangan-tayangan macam ini terus dipertahankan. Jadi, tayangan media televisi adalah refleksi ataupun replikasi dari kekaguman dari selera masyarakat itu sendiri.
Namun, sebagai agen pembaru, agen transformasi, secanggih teknologi media massa apapun,kendali utamanya adalah pada manusia yang ada dibalik teknologi media itu. Jadi,artinya orang-orang media televisi memilki andil yang besar dalam penyebaran tayangan mistik di masyarakatt.
Pekerja media massa, khususnya media televisi adalah anggota masyarakat yang diberi kesempatan mengendalikan teknologi media massa dimana pekerja media adalah komunitas yang melayani kepentingan publik pada umumnya,tentu mereka memilki kata hati,nurani, yang dapat membedakan baik burukna suatu tayangan, penting atau tidak pentinganya suatu tayangan. Jadi, point dalam paragraf ini tentu dimaksud menjadi pengendali arah lain atau ideologi tandingan selain ideologi kapitalisme. Karena,bisa jadi tayangan mistik itu juga digemari oleh keluarga kita,termasuk keluarga media orang-orang media itu sendiri. [5]







2.      Bahaya Tayangan Mistik dan Tahayul
Setiap pemberitaan media massa memiliki efek media bagi konsumen media, salah satu efek media tersebut adalah efek keburukan yang dialami masyarakatt yang menontonnya. Efek buruk adalah selain berdampak pada kerusakan kognitif masyarakat, terutama anank-anak, bahaya terbesar dari tayangan mistik dan tahayul adalah pada kerusakan sikap  dan perilaku. 
     Kerusakan sikap menyangkut pembenaran terhadap kondisi-kondisi hidup  yang  irasional,toleransi terhadap keburukan,dengki,iri hati, dan permiisif  terhadap sikap menntaal terabas serta “penyakit hati” manusia lainnya. Yang mana sikap-sikap hidup macam ini dipandang sebagai sikap  yang  buruk dimasyarakat.
     Walaupun, secara ilmiah tidak ada hubungann konstan antara siikap dan perilaku, namun tayangann mistisme dan tahayul dimedia massa dikhawatirkan memegaruhi perilaku masyarakat dengan perilaku-perilaku buruk yyang  ada pada tayangan-tayangan tersebut.[6]



DAFTAR PUSTAKA
Bungin,Burhan. Sosiologi Komunikasi,Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.2006.
Sugiarti. Pertautan Antara Aspek Intelektual dan Mistis dalam Novel Lanang Karya Yonathan Rahardjo. Jurnal Litera. 13(2) : 302-315




[1] Lihat Burhan Bungin,Sosiologi komunikasi,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2006,hlm.332.
[2] Lihat Sugiarti, Pertautan Antara Aspek Intelektual dan Mistis dalam Novel Lanang Karya Yonathan Rahardjo,Jurnal Litera,2014,hlm. 304
[3] Lihat Burhan Bungin,Sosiologi komunikasi,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2006,hlm.333,334
[4] Lihat Burhan Bungin,Sosiologi komunikasi,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2006,hlm.334,335.
[5] Lihat Burhan Bungin,Sosiologi komunikasi,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2006,hlm.336-337
[6] Lihat Burhan Bungin,Sosiologi komunikasi,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2006,hlm.337,338

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CITRA KEKERASAN PEREMPUAN

CITRA KEKERASAN PEREMPUAN Pencitraan merupakan kumpulan citra ( the collection of images ) yang dipergunakan untuk melukiskan objek dalam...