MISTISME DAN
TAHAYUL
Akhir-akhir
ini tayangan mistik di media massa,khusunya televisi menjadi salah satu minndstream
diantara berbagaii mindstream lain yang ada di media massa. Pada mulanya
tayangan mistisme dan tahayul lebih banyak berupa pemberitaan,kemudian menjadi
tayangan sinetron yang berbasis tradisi masyarakat,namun akhir-akhir ini
tayangan-tayangan mistisme itu lebih banyak dikemas dengan tayangan-tayangan
keagamaan,terutama islam. Lepas dari
kontroversi dimasyarakat mengenai hal tayangan ini,namun tayangan mistisme dan
tahayul itu menyedot banyak perhatian,karena pada dasarnya masyarakat konsumen
media di Indonesia yang berbasis tradisonal lebih menyukai informasi-informasi
tahayul dan mistisme sebagai bagian dari konstruksi besar pengetahuan mereka
teentang hidup dan kehidupannya yang
diperoleh dari berbagai sumber pengetahuan selama ia hidup.
Karena
itu,mistik dann tahayul seperti yang disajikann
dimedia massa dipahami oleh masyarakat
sebagai mistik dan tahayul dalam konsep masyarakat,yaituu sarat dengan
suasana misteri,kengerian,mencekam,horor dan sebagainya. Ketidakmampuan
masyarakat menjawab konsep mistik selama ini dalam hidup hanyalaah sehingga
rasa ingin tahu masyarakat terhadap
fenomena mistik dan tahayul menjadi
sangat besar,dan hal itu semakin menarik apabila menjadi tayangan dalam konteks
hiburan masyarakat termasuk pula ditelevisi.[1]
Mistisisme adalah kepercayaan bahwa kebenaran tertinggi tentang realitas
hanya dapat diperoleh melalui pengalaman intuitif suprarasional, bahkan
spiritual, dan bukan melalui akal (rasio atau reason) logis belaka. Mistik atau
mistisisme merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal
ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap
atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya dikenal, diketahui atau
dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali penganutnya (Gabiz,
2013:2).[2]
Kebutuhan masyarakat terhadap
hiburan macam ini adalah sebuah petualangan batin masyarakat untuk menjawab
rasa ingin tahu mereka terhadap misteri fiisika (mistik) atau rasa ingin tahu
terhadap dunia lain,dunia mistik yang tak terjawab itu. Dengan kata lain
keinginan menngetahui dunia lain sebagai sifat petualangan manusia,atau sebuah
tantangan lain,menjadi pendorong uttama masyarakat menyukai tayangan-tayangan
msitik.
Jadi,kebiasaan
masyarakat menonton tayangan mistik merupakan cara lain yang dilakukan oleh masyarakat selama
ini,meneruskan kebiasaan menelusuri dunia mistik yang dilakukan dengan
cara-cara laiinn untuk menjelajahi dunia ini seperti pergi ke dukun,mendengar
tuturaan-tuturan cerita mistik dari seseorang,membacaa buku cerita-cerita horor,dan sebagainya.
Jadi,
sebenarnya monoton tayangan mistik ini selain merupakan sebuah petualangan
batin seseorang,juga sebuah budaya masyarakat yang dilkaukan di hampir semua
masyarakat. Khusunya masyarakat Indonesia,(bisa jadi) kebiasaan menjalajahi
dunia mistik dilakukann bukan sebagai salah satu hiburan seamata namun,juga
sebuah pembeenaran budaya,kepercayaan,bahkan cara bersikap dan berprilaku.
Karena itu,tayangan-tayangan mistik begitu berkesan,menarik bahkan menjadi
sumber inspirasi seseorang dalam hubungannya dengan orang lain dan sebagainya.
Bahwa
sebenarnya apa yang ditayangkan oleh televisi dengan menayangkan film-film
mistik,horor,dan sebagainya itu adalah sebuah refleksi sosiologis yang
digambarkan sebagaimana fenomena itu hidup dalam alam kognitif diberbagai
masyarakat. Artinya,tayangan-tayangan mistik itu adalah sesuatu yang dibutuhkan
masyarakat,sesuatu budaya,tradisi yang juga dialami masyarakat sebagai bentuk
petualangan untuk menjawab misteri yang selama ini menjadi problem batiniah
masyarakat dan sekarang media televisi dapat menyuguhkannya.
Secara
lebih spesifik (sebagaimana tayangan media televisi lain-nya) tayangan-tayangan
mistik adalah sebuah konstruksi sosial sutradara-sutradara film mistik terhadap
bentuk-bentuk “ kengerian” pada objek-objek cerita yang penuh dengan upya
konstruksi. Konstruuksi sosial ini oada yyangg bersifat ilmiah ataupun yaang
benar-benar rekayasa konstruksi sang sutradara yang dibangun berdasarkan
imajinya terhadap objek mistik tertentu.[3]
A.
Macam-macam
Tayangan Mistik dan Tahayul
Sehubungan
dengan penjelasan diatas,konsep tayangan-tayangan (film) mistik itu terutama
ditelevisi,dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk :
1.
Mistik-semi sains, yaituu
film-film mistik yang berhubungan dengan fiksi ilmiah. Tayangan ini bertutur
tentang berbagai macam bentuk misteri yang ada hubungan dengan ilmiah,walaupun
sebenarrnya kadang tidak rasional namun secara ilmiah mengandung kemungkinan
kebenaran. Contoh tayangan-tayangan macam ini adalah beberapa film discovery
yang ditayangkan berulang-ulang
distasiun TV,manusia harimau, tayangan pertunjukkanDeddy Corbuzier,pertunjukan
David Copperfield.
2.
Mistik-fiksi, yaitu film
mistik hiburan yang tidak masuk akal bersifat fiksi,atau hanya sebuah fiksi
yang difilmkan untuk menciptakan dan mennyajikan misteri,suasana
mencekam,kengerian kepada pemirsa. Contohnya adalah beberapa film kartun
(seemacam Scooby doo, Popeye,dan sebagainya ), Batman,Alien, Robocop,Harry Potter,
Misteri Gunung Merapi, Anglingdharrma, Nini Pelet, Saras, Srikandi dan
sebagainya.
3.
Mistik-horor, yaitu film
kmistik yang lebih banyak
mengeksploitasi dunia lain,seperti hubungannya dengan
jin,setan,santet,kekuatan-kekuatan supranatural seseorang,kematian tidak
wajar,balas dendam,penyiksaan,dan sebagainya.[4]
Tujuan
dari tayangan-tayangan film ini untuk menciptakan suasana yang mencekam dan
horor bagi pemirsa film televisi. Seperti, Kismis,Misteri Kisah Nyata,Jadi
pocong,Saksi Misteri,Dunia lain, dan lainnya. Lebih jauhh, bahwa tayangan
mistik dan tahayul apapun yang disiarkan
dimedia massa,semua adalah konstruksi
sosial media massa yang tujuannya adalah untuk menciptakan keseraman dan
kengerian massa.
Dengan teknologi informasi yang sudah
sangat canggih seperti sekarang ini,media massa,khususnya televisi mamp
menciptakan rekayasa grafis yang sangat spektakuler,maka media televisi dapat membangun konstruksi horor apa saja yang dapat disiarkan
ditelevisi. Konstruksi sosial media televisi ini mampu membangun theater of
the mind pemirsanya tentang ketakutan,horor,dan kengerian yang
paling mencekam sekalipun. Padahal ceerita dalam film mistik itu adalah
konstruksi media yang direkayasa melalui kecanggihan teknologi media yang oleh copywrite,art
directoratau pekerja seniman grafis digambarkan sebagai sebuah kenyataan
seakan-akan mereka mengalami sendiri atau mengajak orang lain menngalami pengalaman yang menyeramkan
itu.
Tidak
ada alasanyang rasional mengatakan siaran macam ini bermanfaat bagi masyarakat,apalagi
belum ada satupun penelitian yang membenarkan siaran macam ini bermanfaat bagi
pemirsanya,namun seperti yang dijelaskn diatas,kenyaatannya,pemirsa acara
mistisme dan tahayul semakin banyak. Sehingga alaasan satu-satunya tayangan
seperti itu adalah untuk meraih sebanyak-banyak iklan, Telenovela, fim India,
musik Dandut,Berita kriminal, Pertandingan Tinju,Berita gosip, Tayangan mistik.
Jadi,apabila salah satu televisi sukses menayangkan Telenovela,maka semua
stasiun televisi menayangkan Telenovela, ketika TPI sukses dengan tayangan
dandut maka rame-rame stasiun televissi menayangkan dandut. Juga ketika
tayangan gosip Cek &Ricek dan Kabar-Kabari berhasil di RCTI,televisi
lainnya juga ikut-ikut menayangkan accara gosip. Ketika JTV Surabaya sukses menayangkan
Inul,stasiun lain menayangkan Inul Ngebor. Begitu pula dengan film india,pertandingan tinju,
berita kriminal, dan terakhir adalh
film-film mistik. Ketika RCTI sukses dengan kismis,semua stasiun bergantian
menayangkan acara—acara film maccam ini.
Latah
semacam ini menunjukkan kinerja stasiun televisi hanya untuk menjual siaran
muurahan dan hanya menangkap selera rendah pemirsanya. Disisi lain televisi
kehilangann agenda setting yang
paling penting, yaitu televisi sebagai media trransformasi dan budaya yang
sangat strategiis dalam mencerdaskan masyarakat.
Apabila
diatas telahh dijelaskan bahwa dimasyaraakat secara sosiologis berkembang dua
sifat perilaku. Pertama, adalah perilaku masyarakat untuk
mengangkat derajat dan harkaat
masyarakat sebagai manusia penguasa bumi.
Perilaaku inni dikenl dengan nama
aktivitas budaya,namun disisi lain ada pula perilaku masyarakat yang justru
konttra budaya, seperti kekejaman, penyiksaan, perampokan, penipuan,
pembunuhan, dan semacamnya. Perilaku kontra budaya ini adalah dominan dimilki
oleh makhluk hewan,sedangkan perilaku manusia didominasi dengan aktivitas
budaya. Jadi perbedaan antara manusia
dan hewan adalah karena manusia memilki duua sifat perilaku itu ( budaya dan
kontra budaya) sedangkan hewan secara alamiah hanya memilikii sifat kontra
budaya yang disebut pula dengan sifat-sifat kehewanan.
Dengan
demikian, apabila televisi cenderung menayangkan acara-acara kekerasan,horor,
mistik dan semacam itu. Maka sesungguhnya televisi menjadi media pemberitaan
kontra budaya yyang memilki makna kehewanan. Acara- acara semacam ini tentunya
tidak pantas dipertahankan menjadi yang
paling dominan dalam tayangan televisi, namun seperti yang telah disebutkann diatas, bahwa kekaguman dan
selerah pemirsalah yang menjadi pertimbangan tayangan-tayangan macam ini terus
dipertahankan. Jadi, tayangan media televisi adalah refleksi ataupun replikasi
dari kekaguman dari selera masyarakat itu sendiri.
Namun,
sebagai agen pembaru, agen transformasi, secanggih teknologi media massa apapun,kendali
utamanya adalah pada manusia yang ada dibalik teknologi media itu. Jadi,artinya
orang-orang media televisi memilki andil yang besar dalam penyebaran tayangan
mistik di masyarakatt.
Pekerja
media massa, khususnya media televisi adalah anggota masyarakat yang diberi
kesempatan mengendalikan teknologi media massa dimana pekerja media adalah
komunitas yang melayani kepentingan publik pada umumnya,tentu mereka memilki
kata hati,nurani, yang dapat membedakan baik burukna suatu tayangan, penting atau
tidak pentinganya suatu tayangan. Jadi, point dalam paragraf ini tentu dimaksud
menjadi pengendali arah lain atau ideologi tandingan selain ideologi
kapitalisme. Karena,bisa jadi tayangan mistik itu juga digemari oleh keluarga
kita,termasuk keluarga media orang-orang media itu sendiri. [5]
2.
Bahaya Tayangan
Mistik dan Tahayul
Setiap pemberitaan media massa memiliki efek media bagi konsumen
media, salah satu efek media tersebut adalah efek keburukan yang dialami
masyarakatt yang menontonnya. Efek buruk adalah selain berdampak pada kerusakan
kognitif masyarakat, terutama anank-anak, bahaya terbesar dari tayangan mistik
dan tahayul adalah pada kerusakan sikap
dan perilaku.
Kerusakan sikap menyangkut pembenaran
terhadap kondisi-kondisi hidup yang irasional,toleransi terhadap
keburukan,dengki,iri hati, dan permiisif
terhadap sikap menntaal terabas serta “penyakit hati” manusia lainnya.
Yang mana sikap-sikap hidup macam ini dipandang sebagai sikap yang
buruk dimasyarakat.
Walaupun, secara ilmiah tidak ada hubungann
konstan antara siikap dan perilaku, namun tayangann mistisme dan tahayul
dimedia massa dikhawatirkan memegaruhi perilaku masyarakat dengan
perilaku-perilaku buruk yyang ada pada
tayangan-tayangan tersebut.[6]
DAFTAR PUSTAKA
Bungin,Burhan.
Sosiologi Komunikasi,Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup.2006.
Sugiarti.
Pertautan
Antara Aspek Intelektual dan Mistis dalam Novel Lanang Karya Yonathan Rahardjo.
Jurnal
Litera. 13(2) : 302-315
[2]
Lihat
Sugiarti, Pertautan
Antara Aspek Intelektual dan Mistis dalam Novel Lanang Karya Yonathan Rahardjo,Jurnal
Litera,2014,hlm. 304