Senin, 15 Oktober 2018

Proses Disosiatif

PROSES DISOSIATIF

Proses disosiatif disebut juga sebagai oppositional processesyakni proses sebagai cara berjuang untuk melawan seseorang atau sekolompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia, untuk mencapai tujuan tertentu. Terbatasnya makanan,tempat tinggal serta lain-lain factor telah melahirkan beberapa bentuk kerja sama dan oposisi. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Perlu dijelaskan bahwa pengertian struggle for existence juga dipakai untuk menunjuk kepada suatu keadaan di mana manusia yang satu tergantung pada kehidupan manusia yang lainnya, keadaan mana menimbulkan kerja sama untuk dapat tetap hidup. Perjuangan ini mengarah pada paling sedikit tiga hal yaitu perjuangan manusia melawan sesame, perjuangan manusia melawan makhluk-makhluk jenis lain serta perjuangan manusia melawan alam.[1]

Bentuk-bentuk Proses Disosiatif :

1.      Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition adalah proses sosial,dimana individu atau kelompok berjuang dan bersaing untuk mencari keuntungan pada bidang-biidang kehidupan yang menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah  ada,namun tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.[2]
Persaingan mempunyai dua tipe umum :
a.       Persaingan pribadi,yaitu orang perorangan atau individu secara langsug bersaing. Misalnya, ingin memperoleh kedudukan tertentu dalam suatu organisasi. Tipe ini juga dinamakan rivalry.
b.      Persaingan tidak pribadi,yaitu persaingan dengan kelompok. Misalnya, terdapat dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli
     disuatu wilayah tertentu.[3]
Bentuk-bentuk Persaingan :
a.       Persaingan Ekonomi, timbul karena tebatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen.
b.      Persaingan Kebudayaan, dapat menyangkut persaingan dibidang keagamaan dan pendidikan
c.       Persaingan Kedudukan dan peranan, dalam diri seseorang maupun didalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
d.      Persaingan Ras, merupakan persaingan dibidang kebudayaan. Hal ini disebabkan karena ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnnya.[4]

Persaingan dalam batas-batas tertentu,mempunyai beberapa fungsi :
a.    Menyalurkan keinginan-keinginan perorangan atau kelompok-kelompok untuk saling menyaingi.
b.    Merealisasi keinginan-keinginan,kepentingan-kepentingan,atau nilai-nilai yang sedang menjadi pusat perhatian publik,kearah tujuan-tujuan yang positif.
c.    Mendudukan seseorang pada kedudukan-kedudukan atau peranan-peranan sosial yang tepat.
d.    Menyaring warga-warga masyarakat sesuai dengan kemampuan masing-masing sehingga terdapat pembagian kerja yang efektif.[5]

Hasil suatu persaingan terkait erat dengan berbagai faktor :
a.    Kepribadian seseorang
b.    Kemajuan : dalam masyarakat yang berkembanng dan maju denngan cepat,para individu perlu menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut.
c.    Solidaritas kelompok : persaingan yang jujur akan menyebabkan para individu akan menyesuaikan diri dalam hubungan-hubungan sosialnya hingga tercapai keserasian.
d.    Disorganisasi,yaitu perubahan yang terlalu cepat dalam masyarakat akan mengakibatkan disorganisasi pada struuktur sosial. [6]

2.        Kontravensi (Contravention)
            Kontravensi adalah proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontroversi adalah  proses sosial dimana terjadi pertentangan pada tataran konsep dan wacana,sedangkan pertentangan atau pertikaian telah memasuki unsur-unsur kekerasan dalam proses sosialnya.[7]
       Cara-cara Kontravensi :
a.       Kasar dann halus. Cara kasar ditandai dengan ketidaksopanan,berupa gangguan,ejekan,fitnah,provokasi,dan intimidasi. Cara halus ditandai dengan menggunakan bahasa dan perilaku yang sopan,namun mengandung makna yang tajam.
b.      Terbuka dan tersembunyi. Cara terbuka apabila langsung dari pihak mana dan siapa yang melakukan pertetentangan itu,serta apa isinya. Sebaliknya cara tersembunyi sulit diketahui .
c.       Resmi dan tidak resmi. Cara resmi adalah penentangan yang diterima dan ditegakkan dengan ketentuan hukum atau dengan ketentuan yang dilembagakan  oleh kekuasaan negara atau oleh kekuasaan agama. Sedangkan cara tidak resmi adalah pertentangan yang tidak dikukuhkan peraturan hukum dan tidak dilembagakan.[8]




Bentuk Kontravensi menurut Leopold Von Wiese dan Howard Becker ada 5 yaitu :

a.       Yang umum meliputi perbuatan-perbuatan seperti penolakan,penolakan,perbuatan menghalang-halangi,prrotes,gangguan-gangguan,perbuatan kekerasan dan mengacaukan rencana pihak lain.
b.      Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum,memaki-maki melalui surat-surat selembaran,mencerca,memfitnah,melemparkan beban pembuktian kepada pihak lain,dan seterusnya.
c.       Yang intensif menyangkut penghasutan,menyebarkan desas-desus,mengecewakan piihak-pihak lain daan seterusnya.
d.      Yang rahasia,umpamanya mengumumkan rahasia pihak lain,perbuatan khianat dan seterusnya.
e.       Yang taktis, mislanya mengejutkan lawan,menganggu atau membingungkan pihak lain,umpama dalam kampanye parati-partai politik dalam pemilihan umum.[9]

Menurut Leopold Von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi yaitu :
a.       Konntravensi generasi masyarakat, lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat.
b.      Kontavensi seks, menyangkut hubungan suami dan istri dalam keluarga.
c.       Kontravensi Parlementer, yaitu hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam amsyarakat.,baik yang menyangkut hubungan mereka didalam lembaga legislatif,keagamaan,pendidikan,dan lain sebagainya.[10]
Ada pula beberapa tipe konntavensi yang sebenarnya terletak diantara kontravensi dan pertentangan atau pertikaian. Tipe-tipe tersebut dimasukkan dimasukkan dalam kategori kontravensi,karena umumnya tidak menggunakan ancaman atau kekerasan. Tipe-tipe tersebut antara lain :
a.       Kontraversi antar masyarakat-masyarakat setempat,(community) yang mempunyai dua bentuk yaitu kontravensi antara masyarakat-masyarakatsetempat yang berlainan (Intracommunity struggle) dan kontravensi antara golongan-golongandallam suatu masyarakat setempat (Intercommunity struggle).
b.      Antagonisme keagamaan
c.       Kontravensi Intelektual,misalnya meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi,terhadap merekan yang kurang beruuntung dakam bidang pendidikan.
d.      Oposisi moral.[11]

3.    Pertentangan (Conflict)
            Pertentangan adalah proses sosial dimana idividu ataupun kelompok menyadari memiliki perbedaan-perbedaan,misalnya dalam ciri badaniah,emosi,unsur-unsur kebudayaan, perilaku,prinsip,politik,ideologi maupun kepentingan dengan pihak lain. Perbedaan ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada sehingga menjadi suatu pertentangan taau pertikaian itu sendiri dapat mengahasilkan ancaman dan kekerasan fisik.[12]
  Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus yaitu :
a.       Pertentangan pribadi. Tidak jarang terjadi bahwa dua orang sejak mulai berkenalan sudah saling tidak menyukai. Apabila permulaan yang buruk tadi dikembangkan,makatimbul rasa saling membenci. Masing-masing pihak akan memusnahkan pihak lawannya.
b.      Pertentangan rasial. Dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan.
c.       Pertentangan antara kelas-kelas sosial yang disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan.
d.      Pertentangan politik. Menyangkut baik anatara golongan-golongan dalam satu masyarakat,maupun antara negara-negara yang berdaulat.
e.       Pertentangan yang bersifat internasional disebabkan perbedaan – perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara.[13]                  


Akibat-akibar bentuk pertentangan :
a.       Tambahnya solidaritas in-group.
b.      Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam suayu kelompok tertentu,akibatnya adalah sebaliknnya,yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
c.       Perubahan kepribadian para individu
d.      Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
e.       Akomodasi,donasi,dan takluknya salah satu pihak.[14]



DAFTAR PUSTAKA

Ap,Radiah. Sosiologi Komunikasi,Makassar : Alauddin University Press.2012
Bungin,Burhan. Sosiologi Komunikasi,Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.2006.
Narwoko J.Dwi,Bagong Suyanto. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.2011.
Soekanto,Soerjono. Sosiologi Suatu Penganta, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.1990.





[1] Lihat  Soejarno Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar,PT RajaGrafindo Persada,Jakarta,1990,hlm. 90.
[2] Lihat Burhan Bungin,Sosiologi komunikasi,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2006,hlm.62.
[3] Lihat  Soejarno Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar,PT RajaGrafindo Persada,Jakarta,1990,hlm. 91.
[4] Lihat Radiah AP. Sosiologi Komunikasi,Alauddin University Press,Makassar,2012,hlm,57.
[5] Lihat J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto,Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2011,hlm.67

[6] Lihat  Soejarno Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar,PT RajaGrafindo Persada,Jakarta,1990,hlm. 94.
[7] Lihat Burhan Bungin,Sosiologi komunikasi,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2006,hlm.62.
[8] Lihat J.Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto,Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2011,hlm.70,71.


[9] Lihat  Soejarno Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar,PT RajaGrafindo Persada,Jakarta,1990,hlm. 96.
[10] Lihat Radiah AP. Sosiologi Komunikasi,Alauddin University Press,Makassar,2012,hlm,59.
[11]Lihat Soejarno Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar,PT RajaGrafindo Persada,Jakarta,1990,hlm. 98.
[12] Lihat Burhan Bungin,Sosiologi komunikasi,Kencana Prenada Media Group,Jakarta,2006,hlm.62.
[13] Lihat Soejarno Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar,PT RajaGrafindo Persada,Jakarta,1990,hlm. 102.
[14] Lihat Radiah AP. Sosiologi Komunikasi,Alauddin University Press,Makassar,2012,hlm,61.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CITRA KEKERASAN PEREMPUAN

CITRA KEKERASAN PEREMPUAN Pencitraan merupakan kumpulan citra ( the collection of images ) yang dipergunakan untuk melukiskan objek dalam...